Kamis, 26 Oktober 2023

Selamatkan Bumi Sekarang Juga Dengan Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

 Assalamu'alaikum teman-teman semua. Gimana keadaannya hari ini, sehat? Qodratullah Mamiyu lagi kurang sehat. Beberapa hari ini suara habis, tenggorokan kering dan hidung tersumbat. Tersiksa banget rasanya menjalani hari dengan keadaan seperti ini. huhuhu.. 


Setelah diingat lagi, di Pondok Gede tuh udah lamaaaaa banget gak hujan! Cuaca emang lagi  lucu-lucunya deh. Panasnya tuh kebangetan banget! Sebelum kemarau berkepanjangan ini malahan lebih gemesin lagi cuacanya. Sebentar panas, sebentar hujan. Gak menentu gitu. Fenomena perubahan iklim seperti ini wajib banget kita waspadai karena telah mengganggu keseimbangan ekosistem di Bumi. Jadi tuh kalau dibiarkan pastinya bakal banyak makhluk hidup yang punah akibat tidak mampu beradaptasi dan khususnya buat manusia itu sendiri, pastinya akan menghadapi konsekuensinya. Seperti gelombang panas, kebakaran hutan, dan sebagainya. 




Fakta Perubahan Iklim

Menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),  perubahan iklim memgacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, namun sejak periode tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas yang menghasilkan gas yang memerangkap panas. Iklim berubah secara terus menerus karena beberapa faktor yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.


Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan iklim, diantaranya :

⭐ Efek gas rumah kaca, 

⭐ Pemanasan Global, 

⭐ Kerusakan lapisan ozon, 

⭐ Kerusakan fungsi hutan, 

⭐ Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol, 

⭐ Gas buang industri. 


Dampak Perubahan Iklim

Nahh, dari perubahan iklim yang terjadi secara terus menerus seperti ini, tentunya akan menimbulkan dampak tersendiri bagi kehidupan. Salah satunya yaitu :

⭐ Curah hujan tinggi, 

⭐ Musim kemarau yang berkepanjangan, 

⭐ Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub, 

⭐ Terjadinya bencana alam angina putting beliung, 

⭐ Berkurangnya sumber air. 


Point terakhir nih, kejadian banget di rumah Mamanya Mamiyu. Sumber air di rumah beliau sudah sangat parah. Aliran air keluar kecil banget, berjam-jam nyalain pompa, satu bak kamar mandi pun gak penuh-penuh. Kalau di rumah Mamiyu sih alhamdulillah masih aman. Walaupun kalau keran pada kebuka semua, arus air yang keluar tidak sekencang seperti biasanya tapi ya alhamdulillah masih bisa nyetok air toren buat cadangan. 


Dari segi faktor kesehatan manusia pun, ternyata tidak luput dari perubahan iklim yang terjadi. Setidaknya banyak orang dewasa yang mengalami perubahan kesehatan akibat kemarau berkepanjangan yang kita alami saat ini. Termasuk jadi lebih sering sakit kepala, flu/pilek, kelelahan, nyeri sendi, masuk angin dan bahkan terserang tipes. Beberapa waktu yang lalu di sekolah anak-anak bahkan banyak yang sakit karena DBD. Yes, gak hanya orang dewasa, anak - anak juga mengalami perubahan kesehatan. Apa lagi batuk/pilek, aduhhhh.. Jadi langganan banget! Tentu saja pilek ini disebabkan oleh virus, bukan cuaca sih ya. 


Kondisi seperti ini sebenarnya memang tidak hanya karena cuaca aja kan ya, tapi perubahan cuaca semacam dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku, pola makan, aktivitas fisik, mobilitas dan yang lainnya. Namun karena suhu udara yang beneran panas banget, kebanyakan dari kita akan lebih memilih minuman yang dingin supaya lebih menyegarkan. Kalau kayak orang dewasa nih ya, cuaca panas maunya tuh makan yang pedes-pedes terus dihajar sama minuman seperti es-es. Behh.. Seger banget! Ayo ngaku, bener kan? 😁


Namun kita juga harus memperhatikan kebutuhan asupan cairan harian ya. Disaat cuaca kemarau seperti sekarang ini kita menjadi rentan akan mengalami dehidrasi. Jika cuaca lagi panas-panasnya, kita harus memastikan untuk mengkonsumsi banyak cairan. Tentunya air putih adalah pilihan yang terbaik. 


Berikut tanda awal ketika kita terkena dehidrasi :

⭐ Rasa haus dan kering tenggorokan, 

⭐ Urine berwarna kuning kegelapan, 

⭐ Bibir kering dan pecah-pecah. 


Perlindungan Hutan

Kabar baiknya, Hutan Tropis Indonesia adalah yang terbesar ketiga setelah Brazil dan Kongo. Sekitar 59% daratan di Indonesia merupakan hutan tropis. 10% nya merupakan total dari luas hutan di dunia, kurang lebih sekitar 126 juta Hektare (Ha) hutan yang dimiliki. 


Hutan memiliki peranan yang besar bagi keberlangsungan hidup manusia karena hutan merupakan penghasil oksigen yang di butuhkan oleh manusia. Hutan juga berfungsi untuk menyerap sebagian besar karbondioksida yang dikeluarkan oleh manusia. Karena jika terlalu banyak zat karbon, tentu tidak baik bagi lapisan ozon. Maka dari itu, keseimbangan alam pun tercipta ketika hutan memproduksi oksigen dan menyedot karbondioksida, kebalikannya dari manusia yang butuh oksigen dan memproduksi karbondioksida. Untuk itu kita harus turut serta bertanggung jawab atas perlindungan hutan. 


Menurut Wikipedia, perlindungan hutan adalah suatu upaya dalam melindungi hutan dari gangguan dan mengembalikan karakteristik dan fungsi hutan seperti semula. Perlindungan tidak hanya mencegah ancaman anthroposentris, tetapi juga dari hama dan penyakit serta bencana alam.


Pada dasarnya hutan dapat mengendalikan krisis iklim, karena hutan dapat menyerap emosi GRK yang dilepaskan oleh aktivitas manusia ke atmosfer. Semakin sedikit emosi GRK yang berada di atmosfer, semakin sedikit pula panas matahari yang terperangkap di bumi.


Solusi Mengatasi Isu Perubahan Iklim

Sebagai orang muda Indonesia, tentunya kita bisa dong melakukan sesuatu terhadap penanganan isu perubahan Iklim yang terjadi. Dimulai dari hal yang sederhana aja dulu. Seperti mengadopsi pola hidup yang lebih ramah lingkungan gitu, misalnya. Gaya hidup ramah lingkungan yang sudah Mamiyu lakukan salah satunya yaitu :

⭐ Menghemat listrik,

⭐ Mematikan lampu saat tidak digunakan,

⭐ Bijak menggunakan AC,

⭐ Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.



Sebagai #MudaMudiBumi tentunya kita bisa melakukan sesuatu dong #UntukmuBumiku tercinta ini 😍 #BersamaBergerakBerdaya yuk, dari hal yang simple aja sih. #TeamUpForImpact Gak usah terlalu mikir yang berat-berat untuk memulai sesuatu yang besar, khususnya untuk orang muda Indonesia. Selalu ingat aksi kecil, daripada tidak sama sekali. Yuk, kita memulai gaya hidup ramah lingkungan dari hal yang sederhana terlebih dahulu. Seperti yang sudah Mamiyu terapkan selama ini :

⭐ Membawa tumbler untuk minuman, 

⭐ Kantong ex goodie bag untuk belanja, 

⭐ Wadah kotak bekal untuk makanan. 


Jujur aja, awalnya Papino tuh sempat negor Mamiyu loh. Katanya gini, "ngapain sih Mih, ribet banget mau beli makan di luar aja pake bawa wadah sendiri dari rumah. Nambah-nambah cucian kotor aja." Hahaha.. Dasar bapak-bapak gak up-to-date! Perlahan Mamiyu kasih penjelasan deh, kenapa kalau lagi jajan di luar, beberapa kali Mamiyu bawa wadah sendiri dari rumah. Ya apa lagi tujuannya kalau bukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Eh kemaren pagi ternyata malah Papino yang ingetin Mamiyu buat bawa wadah sendiri pas mau beli sarapan nasi uduk di warung tetangga deket rumah. 


Memang kesannya hal yang sudah Mamiyu lakukan ini sepele ya. Tapi tahukah kalian dampak buruk akan penggunaan plastik sekali pakai? Plastik sekali pakai memiliki dampak serius pada lingkungan dan kesehatan manusia. Pembuangan limbah plastik yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Bahkan bahaya kimia dalam plastik juga dapat meningkatkan risiko kesehatan, termasuk masalah hormonal dan penyakit kronis. 


Berdasarkan Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.


Bahkan pada tahun 2015 yang lalu, University of Georgia mengatakan bahwa Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Dilansir dari buku Jurnal Bali Membangun Bali Volume 1 (2020) oleh I Nyoman Anom Fajar aditya Setiawan, sampah tersebut merupakan sampah plastik dengan volume 187,2 juta ton/tahun. Mengerikan sekali ya karena ternyata faktor yang menjadi penyebab Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia adalah kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang masih membuang sampah sembarangan. 


Padahal ya, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya sebenarnya gak sulit, lho! Aksi sederhana ini mempunyai manfaat besar, tidak hanya bagi lingkungan tapi juga kesehatan diri sendiri. Namun sejatinya kebiasaan baik seperti membuanb sampah pada tempatnya dapat ditanamkan pada anak sejak dini. Kebiasaan yang baik ini dapat membentuk kepribadian anak dan perilakunya ketika dia dewasa. Dengan mengajarkan anak kebiasssn buang sampah pada tempatnya, kelak anak akan tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab, mandiri, serta dapat menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan. 


"Yuk, share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, komentarnya dimoderasi dulu yaa.. ^_^
Buat teman-teman yang menulis komentar dengan disertakan link hidup atau berbau pornografi dan situs judi online, langsung Mamiyu hempaskan loh ya! Bhayy~
Terima kasih